
“ Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dari Hari Akhir, yang mendirikan shalat, yang menunaikan zakat, dan yang tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mereka itu niscaya termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah:18)
Membangun masjid memang penting. Tapi yang tak kalah penting adalah bagaimana memakmurkannya. Jangan biarkan masjid yang sudah dibangun kesepian. Mengapa banyak masjid yang belum makmur? Antara lain karena sebagian besar masjid belum dikelola dengan baik dan benar. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sudah memberi contoh bagaimana mengelola masjid. Di zaman Nabi, selain menjadi tempat shalat dan berdzikir, masjid juga dikelola sebagai pusat informasi, pembinaan umat, ladang mencari ilmu, dan ajang bermusyawarah.
Di masjid, Rasul sering mengader para sahabat agar menjadi dai dan meraih prestasi. Juga menerima tamu dan utusan, menerima para dai yang baru kembali dari tugas berdakwah di berbagai daerah. Di masjid, Nabi sering mengawasi latihan militer di kalangan sahabat, mengirim duta, utusan, surat, bahkan mengirim pasukan.
Rasulullah sangat piawai menjalin komunikasi dengan para jamaah. Komunikasi itulah kunci untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen masjid. Misalnya menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pembinaan, motivasi, dan pengawasan. Dengan pengelolaan yang baik, masjid menjadi makmur, jamaah semakin subur. Masjid tak lagi sepi, jamaah pun hadir setiap hari. Remaja Masjidnya aktif dengan berbagai aktivitas kreatif dan Islami.
Bagaimana dengan masjid-masjid sekarang? Jujur saja, sebagian masih dikelola dengan “asal jalan”. Masjid lebih banyak difungsikan sebagai tempat shalat berjamaah saja. Di luar itu, ya sepi. Kasihan ya?
Para pengurus Takmir dan Remaja Masjid punya tanggung jawab besar dalam upaya mewujudkan kemakmuran masjid. Sayangnya, kadang masih ada masjid yang kepengurusan Takmir dan Remaja Masjidnya hanya sebatas formalitas. Sekilas struktur-nya tampak kokoh dengan personil banyak. Kenyataannya, banyak yang jarang muncul di masjid. Sungguh terlalu!
Memakmurkan masjid itu banyak keutamaannya. Gabung di Remaja Masjid banyak manfaatnya. Di sini kita mengembangan potensi dan melejitkan prestasi.
Di antara upaya memakmurkan masjid adalah dengan menegakkan shalat berjamaah. Selain berpahala besar, shalat berjamaah punya banyak hikmah: mendidik jiwa kepemimpinan, menggalang ukhuwah, saling kerjasama, saling peduli,…Itu semua bisa menjadi bekal berharga dalam meraih prestasi.
“Tiadalah seseorang yang bersuci secara sempurna (di rumahnya), lalu pergi menuju masjid, melainkan dengan setiap langkah yang ditempuhnya Allah akan mencatat untuknya satu kebaikan, meninggikan derajatnya satu tingkat, dan menghapuskan satu dosanya.” (HR. Muslim).
Menggelar majelis ilmu bisa menjadi sarana memakmurkan masjid. Yang pasti, dengan banyak ilmu, hidup menjadi mudah, indah, terarah, berfaedah, dan penuh berkah.
Melakukan musyawarah di masjid bisa menjadi pilihan. Jika rembugan digelar di tempat yang netral, damai, sejuk, insya Allah melahirkan hal-hal yang berfaedah. Musyawarah mendidik kita untuk belajar bermasyarakat, saling menghargai pendapat, berlatih berkomunikasi efektif, mengasah kreativitas.
Bakti sosial pun bisa dilakukan di masjid. Begitu juga menggalang infak untuk dakwah dan umat .
Memakmurkan masjid memang harus ikhlas lillahi ta’ala. Bukan karena terpaksa, tidak enak sama orang lain, atau…. Sucikan niat ketika pergi ke masjid. Jangan sampai ke masjid karena ada niatan agar bisa jalan bareng dengan lawan jenis yang jadi pujaan hati. Apalagi ada yang ke masjid dengan niat mencuri.
Bismillah. Selamat memakmurkan masjid. Pastikan: “Di Masjid hatiku terkait! Dari masjid prestasiku melejit!” Allahu akbar!!!