
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling nasehat menasihati dalam kebenaran, dan nasehat-menasehati dalam kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3).
Sungguh senang bisa memiliki waktu luang. Kita bisa mengisinya dengan aktivitas yang santai dan tidak bikin tegang. Menikmati waktu luang dengan hati riang, suasana tenang, di tempat yang lapang. Semoga selalu ada manfaat yang bisa dipetik dari waktu luang.
Sungguh tak banyak manfaatnya jika mengisi waktu luang dengan banyak begadang. Rugi besar jika sukanya asyik berjoget sambil berdendang. Atau keluyuran ke sana-sini sambil membawa pedang. Apalagi hobi makan di warung tapi sukanya ngutang.
Waktu luang adalah salah satu kenikmatan yang besar. Jika kita dapat mensyukurinya, insya Allah, akan terus ditambah kenikmatan yang sudah kita rasakan. Sebaliknya, jika kita menyia-nyiakannya, jelas kerugian yang kita dapatkan. Ingat ya Q.S. Ibrahim ayat 7.
Salah satu wujud mensyukuri nikmat diberi waktu luang adalah dengan memanfaatkannya sebaik-baiknya. Untuk berdzikir silakan, menghafal Al-Qur’an juga baik, bersilaturahmi cukup berarti. Atau mengisi waktu senggang untuk menekuni hobi pun bisa dipilih. Siapa tahu, berawal dari menekuni hobi kelak kita bisa mengukir prestasi.
Jika waktu luang tidak disyukuri, bisa jadi kita akan terjebak dalam hal-hal yang tidak memberi kemanfaatan. Betapa banyak orang yang tidak memperhatikan soal bagaimana mengisi waktu lung dengan baik. Akibatnya mereka tertipu dan terpedaya.
Karena hari Ahad libur sekolah, banyak anak muda yang kemudian mengisi malam Ahad dengan hura-hura sepuasnya. Ada yang motor-motoran keliling kota, jalan-jalan di pusat belanja, pergi ke diskotik dan berdansa-dansa, mengunjungi sang idola. Ada juga yang memilih ngobrol-ngobrol di rumah tetangga atau ghibah di gardu ronda. Sungguh sebagian besar aktivitas demikian tidak punya makna bahkan bisa mengundang dosa
Memang ada sebagian remaja yang mengisi malam Ahad dengan mengaji. Atau memilih bersilaturahmi penuh arti, berkumpul dengan kawan untuk berdiskusi. Jika amalan terpuji yang ditekuni, insya Allah akan memperoleh ridha Ilahi.
Soal waktu luang, ada peringatan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu.
“Dua kenikmatan dari nikmat-nikmat Allah yang kebanyakan manusia tertipu olehnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Kesehatan adalah nikmat yang besar tapi banyak orang melupakannya atau tidak mensyukurinya. Ketika jatuh sakit, banyak orang yang kemudian sadar akan pentingnya kesehatan. Begitu juga dengan nikmat waktu luang. Saat memiliki waktu luang tidak mengisinya dengan baik maka ketika banyak kesibukan mendera baru sadar betapa berharganya waktu luang.
Yang mesti dimanfaatkan dengan baik tentu bukan hanya waktu luang saja. Semua waktu yang kita miliki harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Jika tidak, jelas kerugian yang kita dapatkan.
Perlu disadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari seringkali kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktu atau sekurang-kurangnya tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Di Surat Al-‘Ashr, Allah bersumpah dengan menyebutkan kalimat “Demi masa atau waktu (‘Ashsr)”. Ini mengandung pelajaran dan peringatan agar manusia selalu menggunakan waktu dengan baik. Jika tidak, manusia-manusia benar-benar akan rugi, bahkan rugi besar.
Orang-orang yang beriman akan selalu memanfaatkan waktu dengan memperbanyak amal kebaikan. Di antaranya melakukan dakwah: saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Bagi yang imannya lemah atau yang tidak beriman tentu lebih memilih melakukan kegiatan yang mengasyikkan meski sesungguhnya merugikan. Suka menggunjing misalnya.
Kita punya kewajiban untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kita mesti berusaha meningkatkan kemampuan mengatur waktu hari demi hari, agar hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik daripada hari ini. Orang bijak mengatakan, “Barangsiapa yang hari ini sama seperti hari kemarin maka dia telah tertipu, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk daripada kemarin maka di orang yang terlaknat.”
Seorang Muslim mesti juga berusaha memanfaatkan waktu luang dengan baik. Tidak selayaknya waktu luang dibiarkan kosong tanpa aktivitas. Kalau kita mau mengisinya dengan kebaikan, insya Allah banyak hal bisa kita dapatkan. Waktu luang yang merupakan nikmat Allah akan menjadi jalan ditambahnya nikmat jika kita mau mensyukurinya. Sebaliknya, jika seseorang mendapati waktu luang tetapi menyepelekannya, nikmat waktu luang bisa berubah menjadi azab. Na’udzubillahi min dzalik.
Ada orang yang memiliki waktu luang amat sedikit. Hari-harinya dipenuhi kesibukan yang bertumpuk. Jika demikian adanya, waktu luang yang didapai mesti dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Jika waktu senggangnya digunakan untuk istirahat, itu pun harus dipilih aktivitas yang bermanfaat.
Duduk santai menikmati lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari hp atau komputer tentu lebih bermanfaat ketimbang duduk-duduk melihat orang lewat. Istirahat sambil membaca majalah yang cerdas jelas lebih bermakna daripada mendengarkan musik beraliran keras.
Kesibukan belajar tentu banyak menyita waktu para pelajar. Pagi sampai siang belajar di sekolah, sore hari sering ada kegiatan ekskul, malamnya harus belajar di rumah. Tapi bagaimana pun juga para pelajar tetap memiliki waktu luang yang harus dimanfaatkan dengan matang.
Waktu mereka yang sudah menekuni dunia kerja pun sering tersita dengan urusan kerja. Lebih-lebih bagi mereka yang bekerjanya tidak hanya di satu tempat. Meski demikian, tentu punya waktu luang yang tidak boleh disepelekan.
Para aktivis dakwah tentu harus pintar-pintar mengatur waktu. Selain melakukan tugas dakwah, mereka juga harus tetap sekolah atau kuliah. Bahkan banyak yang harus mencari maisyah. Tak heran jika sering ada yang mengungkapkan bahwa tugas yang ada sesungguhnya lebih banyak dari waktu yang kita miliki. Biarpun begitu, para aktiivis juga tetap punya waktu luang barang sedikit.
Prinsipnya; gunakan waktu luang sebaik-baiknya sebelum datang waktu sibuk. Manfaatkan waktu senggang sebelum banyak tugas menghadang. Bukankah secara luas Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sudah berpesan demikian?
“Gunakan lima kesempatan sebelum datang lima perkara: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum matimu.” (HR. Hakim, Ahmad).