
Bully seringkali terjadi baik di lingkungan manapun, sekolah, rumah, masyarakat maupun pekerjaan. Bully merupakan tindakan yang buruk yang dapat merusak mental dan kepercayaan si korban. Namun zaman dulu orang tidak aware dengan sebutan ini, karena belum terlalu paham dengan dampak buruk dari bullying. Mereka secara tidak sadar ternyata telah melakukan bully, entah kepada teman, anak, maupun orang lain.
Banyak hal yang bisa dijadikan contoh bully, menyebut orang dengan sebutan yang tidak pantas untuk di dengar seperti kata “gendut ataupun togor”, menghina orang dengan kekurangannya seperti “sipit, cedal” ataupun yang lainnya. itu adalah bully yang saya sadari terjadi pada teman sd saya dulu. Ternyata aktivitas ini banyak sekali terjadi antar sesama teman sebangku.
Selain itu berkembangnya teknologi dan media sosial memudahkan orang untuk mengakses informasi, tanggapan bullying membuat orang semakin paham dan aware terhadap aktivitas ini. Namun jika dilihat lebih jauh lagi tidak semua orang menerapkan hal tersebut, banyak komentar-komentar negatif yang mungkin menjatuhkan orang lain, seperti berkata tentang fisik antara “si cantik dan biasa aja”, mendapat perlakuan yang berbeda, termasuk budaya patriarki yang masih banyak terjadi di kalangan masyarakat. Itulah mengapa dalam bermedia sosial seseorang harus dapat benar-benar memilih dan memilah informasi serta menjaga ketikan baik dalam caption maupun komentar.
Dalam kasus saya sendiri saya tidak pernah merasa mendapat perlakuan bully, tapi untuk ibu saya mungkin pernah, ketika beliau bercerita jika para tetangga berbicara hal yang tidak baik mengenai ibu saya. Hal yang mengejutkan untuk saya saat itu adalah, tetangga saya tidak pernah berbicara buruk jika di depan saya, entah terkait saya maupun ibu saya, tetapi saat saya tidak ada ternyata mereka menyerang ibu saya dengan menggunjing. Mungkin itulah yang menjadi penyebab ibu saya tidak terlalu banyak berinteraksi dengan mereka dan memilih untuk banyak diam.
Untuk saya sendiri, entah ini bully atau tidak, ketika awal masuk menjadi maba di kampus tercinta ini, saya baru pertama kali megang Handphone, ketika subuh saya mendapat pesan whatshapp, seseorang mengaku bernama “J” saya berpikir positif karena mungkin itu teman MTs saya dulu, karena kalau tidak salah ada juga teman dengan nama yang sama waktu MTs. ternyata mereka mengancam saya dengan mengatakan hal yang tidak pernah terjadi dalam hidup saya, mereka bersekongkol dengan 3 nomor sekaligus, satu berperan sebagai pelaku yang dua sebagai tukang kompor. Mereka meminta alamat dan foto video yang tidak senonoh, tentu saja saya tidak mau, karena saya juga alumni pondok yang baru memegang handphone itu akan sangat merusak hidup dan reputasi saya, satu nomor berkata bahwa ia adalah korban juga dan sudah mondok 7 tahun, dalam logika saja masa iya orang ini sebodoh itu, jika memang menjaga nama baik pondok harusnya menolak dengan tegas bukan menuruti. Di situasi tersebut tentunya saya merasa panik dan ketakutan. Untungnya di situ ada bibi dan paman saya, saya tunjukkan chat tersebut dan disuruh untuk blokir semua nomornya. Alhasil saya mengikuti perkataan bibi saya, tapi sebelumnya saya mengirim pesan “dakwah” dengan memberikan ayat al qur’an yang familiar “Wala Taqrobuzzina”, agar orang tersebut tidak melakukan itu lagi karena hal tersebut sangatlah kotor dan keji. Saya sebelumnya minta maaf juga karena menyebarkan nomornya kepada taman saya untuk sedikit memberikan pelajaran. Ahahaha sangat kocak dan memalukan, untung alamat tidak saya beritahu…
Untuk teman-teman lainnya tolong berhati-hati dalam bermedia sosial dan menggunakan telepon genggam. Itulah cerita saya yang mungkin agak meleset dari konteks.
Terimakasih 谢谢