
Kuliah di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi pengalaman yang penuh warna dan penuh tantangan. Bagi saya, melanjutkan pendidikan di KPI UMY adalah langkah yang membuka peluang besar dalam mengembangkan karier di bidang komunikasi yang berbasis nilai-nilai Islam. Dari awal masuk, saya sudah merasa bahwa program studi ini menawarkan lebih dari sekedar pelajaran teori, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang bermanfaat di dunia kerja.
Mengenal KPI UMY: Lebih dari Sekadar Teori
Salah satu hal yang membuat saya tertarik dengan KPI UMY adalah kurikulum yang sangat relevan dengan perkembangan zaman. Di sini, saya belajar mengenai berbagai disiplin ilmu komunikasi, mulai dari jurnalistik, penyiaran, public relations, hingga komunikasi digital. Tidak hanya itu, KPI UMY juga memberikan pendekatan berbasis Islam yang memberikan panduan moral dalam berkomunikasi. Hal ini menjadi nilai tambah, karena di era digital ini, etika komunikasi sangat penting untuk menjaga kualitas interaksi antara individu, organisasi, dan masyarakat.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus UMY, saya langsung terkesan dengan fasilitas yang lengkap dan mendukung kegiatan belajar mengajar. Ruang kuliah yang nyaman, laboratorium media yang dilengkapi dengan teknologi terbaru, serta studio penyiaran yang siap digunakan oleh mahasiswa untuk praktik langsung, semuanya tersedia untuk membantu mahasiswa mengasah kemampuan praktis mereka.
Pembelajaran yang Interaktif dan Praktis
Salah satu hal yang membuat kuliah di KPI UMY semakin menyenangkan adalah adanya pembelajaran yang interaktif. Tidak hanya duduk di ruang kelas mendengarkan dosen, mahasiswa KPI UMY diberi banyak kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan praktis, seperti membuat program siaran, menghasilkan karya jurnalistik, hingga melakukan riset komunikasi. Ini adalah peluang emas untuk belajar sambil berpraktik, sehingga saya tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan langsung bagaimana dunia komunikasi bekerja di lapangan.
Selain itu, dosen-dosen di KPI UMY sangat berkompeten di bidangnya. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga terlibat aktif dalam dunia profesional. Banyak dosen yang juga merupakan praktisi media atau pakar komunikasi yang memiliki pengalaman langsung di industri. Hal ini tentu sangat berharga, karena pengalaman yang mereka bagikan sangat relevan dengan kebutuhan dan perkembangan dunia komunikasi saat ini.
Lingkungan Kampus yang Mendukung
Tidak hanya soal kurikulum dan fasilitas, lingkungan kampus UMY juga sangat mendukung perkembangan diri saya dan pengalaman kuliah saya. UMY memiliki suasana yang sangat kondusif untuk belajar dan berkreasi. Selain itu, keberagaman mahasiswa yang datang dari berbagai daerah juga memperkaya pengalaman saya. Di KPI UMY, saya tidak hanya belajar tentang komunikasi, tetapi juga tentang nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kerja sama. Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti, seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), organisasi kemahasiswaan, dan berbagai seminar yang diadakan oleh fakultas. Semua ini memberi saya kesempatan untuk mengembangkan soft skills yang sangat penting di dunia kerja.
Dukungan Alumni dan Jaringan Profesional
Keunggulan lain dari kuliah di KPI UMY adalah dukungan dari alumni yang sudah sukses di berbagai bidang komunikasi. Banyak alumni KPI UMY yang telah bekerja di media besar, lembaga penyiaran, bahkan di perusahaan-perusahaan ternama. Mereka seringkali memberikan mentoring, seminar, atau workshop yang sangat berguna bagi mahasiswa untuk lebih siap memasuki dunia profesional.
Selain itu, UMY juga memiliki jaringan yang luas dengan berbagai lembaga media, perusahaan komunikasi, dan instansi lain yang sangat membantu dalam mencari peluang magang atau pekerjaan setelah lulus. Keberadaan jejaring ini sangat memudahkan saya dalam mengembangkan karier dan menemukan peluang yang sesuai dengan bidang studi saya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, kuliah di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UMY adalah pilihan yang sangat tepat bagi siapa pun yang ingin berkarier di dunia komunikasi. KPI UMY tidak hanya menawarkan pendidikan yang berkualitas, tetapi juga memberikan pengalaman praktis yang sangat bermanfaat untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Dengan dukungan fasilitas yang lengkap, dosen yang berkompeten, serta lingkungan kampus yang inspiratif, saya merasa siap untuk melangkah lebih jauh di industri komunikasi.
Jika Anda tertarik untuk mendalami dunia komunikasi yang berbasis nilai Islam, KPI UMY adalah tempat yang tepat untuk mengasah potensi Anda. Program studi ini menyediakan berbagai peluang untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi dalam dunia media dan komunikasi. Jadi, jika Anda ingin meraih kesuksesan di dunia komunikasi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan etika Islam, KPI UMY adalah pilihan yang sangat direkomendasikan!

Setiap hari, aku cukup banyak menghabiskan waktu di media sosial, menggulir layar tanpa henti, melihat konten-konten dari berbagai kreator. Beberapa selebgram dan TikToker kerap membagikan kehidupan mereka, mulai dari fashion, traveling, hingga keseharian mereka. Awalnya, aku menganggap media sosial sebagai tempat hiburan dan inspirasi. Namun, semakin lama, aku mulai menyadari sisi gelap dari dunia digital yaitu cyberbullying yang terlihat pada layar smartphone ku.
Aku sering melihat komentar-komentar jahat berseliweran di unggahan para seleb. Mulai dari kritik berlebihan, hinaan terhadap fisik, hingga tuduhan tanpa dasar. Ada yang mengatakan seorang influencer terlalu kurus atau terlalu gemuk, ada yang mencemooh gaya berpakaian mereka, bahkan ada yang terang-terangan mengucapkan kata-kata kasar pada kolom komentar. Yang lebih menyedihkan, komentar-komentar seperti itu sering kali mendapat banyak likes, seolah-olah orang lain ikut mendukung perilaku perundungan tersebut.
Suatu hari aku pernah melihat seorang seleb TikTok muda yang videonya viral, hanya untuk dibanjiri komentar negatif. Awalnya, dia tetap aktif dan membalas beberapa komentar dengan bercanda. Tapi setelah beberapa waktu, dia mulai jarang mengunggah konten, dan akhirnya menghilang dari media sosial. Aku bertanya-tanya, bagaimana perasaannya membaca semua itu? Apakah dia menangis di balik layar? Aku merasa tidak berdaya karena hanya bisa melihat tanpa bisa benar-benar membantu.
Beberapa kali aku mencoba menegur orang-orang yang berkomentar kasar, tetapi justru aku yang diserang balik. Banyak yang berkata, “Dia kan sudah terkenal, harusnya kuat,” atau “Kalau gak mau dikomentarin, jangan jadi public figure.” Padahal, tidak ada yang pantas menerima hinaan, seberapapun terkenalnya mereka. Aku tersadar bahwa banyak orang di media sosial tidak menyadari dampak dari kata-kata yang mereka buat. Mereka merasa bebas berkata apa saja tanpa berpikir bahwa di balik layar ada manusia dengan perasaan.
Sejak saat itu, aku berusaha untuk lebih sadar dalam menggunakan media sosial. Aku tidak ingin ikut serta menyebar kebencian atau mendiamkan perundungan yang terjadi. Aku mulai lebih sering meninggalkan komentar positif, melaporkan akun-akun yang melakukan bullying, dan mengingatkan teman-temanku untuk lebih berhati-hati dalam berkomentar. Aku mungkin hanya seorang penonton di dunia maya, tapi aku tahu bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kulakukan bisa membuat perbedaan. Cyberbullying bukan hal sepele, dan kita semua punya peran untuk menghentikannya.

Hallo best! Selamat datang di official blog sayekti, sebelum menjelajahi blog sayekti lebih jauh, perkenalkan aku Endah Sayekti dan besti bisa menyapa aku, Sasa. Sasa berasal dari kota seribu bunga yaitu Magelang. Namun, untuk saat ini sasa berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kehidupan sasa dipenuhi dengan kegiatan perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sedikit waktu luang yang diisi dengan kegiatan yang digemari seperti masak, renang, membaca, dan scroll tiktok 🙂 Sasa cukup aktif secara online di media sosial salah satunya Instagram. @sayektiiiiii (i-nya enam ya best), tidak sulit untuk dicari. Teruntuk besti yang ingin berkunjung, sasa persilahkan dengan senang hati. Salam kenal, best.
Welcome to Elektronikal Dakwah. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!