Naskah Khutbah Idul Adha:

Hari Raya Idul Adha 1446 H kembali mengingatkan kita pada peristiwa agung yang penuh makna, yakni kisah pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya. Dalam khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh Khotib Zaini Munir Fadloli, beliau mengajak seluruh jamaah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai keteladanan Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Terdapat tiga keteladanan utama yang dapat menjadi pijakan moral dan spiritual bagi umat Islam saat ini.

Keteladanan Pertama: Ketegasan Nabi Ibrahim dalam Menolak dan Melawan Kebatilan

Nabi Ibrahim hidup di tengah masyarakat yang larut dalam kebatilan, terutama dalam hal aqidah yang menyimpang dari tauhid. Kekufuran dan kesyirikan merajalela, tetapi Nabi Ibrahim menunjukkan ketegasan luar biasa dalam menolaknya. Beliau tidak hanya menolak secara pribadi, tetapi juga melakukan perlawanan terbuka terhadap sistem keyakinan yang salah tersebut. Bahkan ketika harus menghadapi resiko besar—dikucilkan dan dibakar hidup-hidup—beliau tetap istiqamah di jalan Allah. Sikap ini menjadi teladan bagi kita untuk berani mengatakan yang benar dan menolak segala bentuk kemungkaran, walaupun harus menghadapi tantangan dan tekanan dari berbagai pihak.

Keteladanan Kedua: Kepatuhan dan Pengorbanannya

Salah satu ujian terberat dalam hidup Nabi Ibrahim adalah saat Allah memerintahkannya untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail ‘alaihissalam. Dalam peristiwa ini, terlihat ketundukan total seorang hamba kepada perintah Tuhannya. Nabi Ibrahim tidak ragu ataupun menawar, karena beliau sangat yakin bahwa setiap perintah Allah pasti mengandung hikmah dan kebaikan. Keteladanan ini mengajarkan pentingnya kepatuhan total kepada Allah SWT serta kesiapan untuk berkorban demi menjalankan perintah-Nya, baik itu berupa harta, waktu, bahkan hal yang paling kita cintai. Semangat ini juga menjadi dasar filosofi dari ibadah kurban yang kita lakukan setiap Idul Adha.

Keteladanan Ketiga: Keberhasilan Nabi Ibrahim dalam Mendidik Putranya

Keteladanan Nabi Ibrahim tidak hanya tercermin dari keberaniannya melawan kebatilan dan kepatuhannya kepada Allah, tetapi juga dari keberhasilannya dalam mendidik keluarganya, khususnya Nabi Ismail. Ketika datang perintah penyembelihan, Ismail menunjukkan kepasrahan yang luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana Nabi Ibrahim dan Siti Hajar menanamkan nilai-nilai tauhid dan keimanan sejak dini dalam jiwa anak mereka. Pendidikan keluarga menjadi fondasi utama dalam membentuk generasi yang kuat secara spiritual dan moral. Dalam konteks ini, kita diajak untuk kembali memperkuat peran keluarga sebagai institusi utama dalam menanamkan nilai-nilai keimanan, kejujuran, dan keberanian.

Melalui ketiga keteladanan ini, khutbah Idul Adha 1446 H menjadi ajakan spiritual bagi kita semua untuk senantiasa meneladani Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Ketegasan dalam kebenaran, kepatuhan tanpa syarat kepada Allah, dan keberhasilan dalam mendidik generasi adalah fondasi yang akan membawa umat Islam menuju kebangkitan hakiki di tengah dinamika zaman modern.