Memang kenapa jika masih tertatih?
Ketika tubuh mengeluarkan keringat setelah lamanya waktu berlatihan. Namun, lelahnya tak berarti apa-apa ketika harapan besar orang lain yang membelenggu tidak terealisasikan. Seakan mengantongi kemenangan sebelumnya bukanlah hal yang membanggakan dan terlihat sia-sia.
Leonardus Jonatan Christie, atlet bulu tangkis profesional asal Indonesia. Jonatan mulai bermain bulu tangkis sejak usia enam tahun atas dorongan ayahnya. Bakat yang sudah terasah sejak kecil dan dengan memenangkan berbagai kejuaraan kejuaraan di usia dini. Hal tersebut menuntunnya untuk memulai karir profesionalnya dengan meraih gelar internasional senior pertamanya di Indonesia Internasional Challenge 2013. Kegigihan dan kemampuannya yang terus berkembang membuat banyak warga Indonesia mulai menggemari dan mengunggulkannya yang telah meraih banyak prestasi di tingkat internasional.
Prestasi Jonatan Christie mencakup kemenangan di sejumlah turnamen besar. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah medali emas di Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta, sebuah momen yang mengangkat namanya sebagai ikon bulu tangkis Indonesia. Selain itu, ia juga meraih medali emas SEA Games 2017 dan menjadi juara All England 2024, turnamen paling bergengsi dalam dunia bulu tangkis. Dengan berbagai gelar internasional lainnya seperti New Zealand Open dan Australian Open, Jonatan telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain terbaik dunia. Dedikasi dan kerja kerasnya menjadikan dia panutan bagi generasi muda yang ingin berkarier di olahraga.
Namun, perjalanan karier Jonatan tidak selalu mulus. Pada All England 2018, ia mengalami kekalahan dari Son Wan-ho di babak kedua, yang memicu serangan cyberbullying dari warganet. Komentar negatif di media sosial tidak hanya mengkritik performanya tetapi juga menyerang aspek pribadi seperti penampilan fisiknya. Pengalaman ini menjadi tantangan emosional bagi Jonatan, tetapi ia berhasil bangkit dengan dukungan dari keluarga dan pelatihnya. Kekalahan tersebut menjadi pelajaran penting bagi dirinya untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang dalam kariernya.
Seperti peribahasa “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Begitulah perjalanan hidup yang harus ditempuh oleh orang-orang yang telah dijadikan idola oleh orang lain. Saat kekalahannya di All England 2018 tersebut, Jonatan mengalami serangan cyberbullying yang signifikan di media sosial berupa komentar negatif, salah satu bentuk tekanan yang dialami atlet ketika hasil pertandingan tidak sesuai harapan. Padahal kekalahan adalah bagian dari perjalanan seorang atlet dan dapat menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang.