Saat Menyeru, Kita Pun Terseru: Hikmah Dakwah bagi Diri Sendiri

Tema 1:
Banyak orang berpikir bahwa dakwah hanya bermanfaat bagi yang mendengarkan. Padahal,
seorang da’i juga mengalami pertumbuhan spiritual, emosional, bahkan sosial dalam proses
berdakwah.
Coba jelaskan beberapa manfaat dakwah bagi da’i dengan menyertakan dalil dari Al-Qur’an dan
Hadis.
Lalu, ceritakan pengalaman pribadi Anda saat menyampaikan nasihat agama kepada teman,
kerabat, atau keluarga—baik dalam bentuk sederhana (seperti mengingatkan teman shalat),
maupun dalam bentuk lebih luas (seperti kultum, ceramah, atau postingan dakwah
di media sosial).
Hasil Diskusi Kelompok :
(Al Muroby Al Muslim)
Pengalaman dakwah saya kepada sahabat saya, saat itu saya sepontan berbicara kepada sahabat
saya “ngapain sih punya cewek segala, enaknya apa?, mendig putusin”, perkataan itu muncul
karena saya berfikir, ketika kita memiliki hubungan sebelum nikah malah menambah pikiran kita,
padahal lebih banyak hal lain yang harus dipikirkan, memang ketika menikah pun sama, pikiran
kita akan bertambah, tapi yang membedakan antara menikah dan sebelum menikah adalah yang
satu memikirkan tanggung jawab, yang satunya lagi memikirkan maksiat. Sahabat saya hanya
tertawa bersama saya dan berlagak mengelak untuk memutusakn ceweknya. Apa yang saya
lakukan ini sekaligus menjadi pengingat saya untuk terus istiqomah baik perkataan
maupun perbuatan.
(Farhanah Najmiah)
Saya pernah mengingatkan teman dekat untuk shalat saat sedang nongkrong bareng. Awalnya saya
ragu, takut dibilang sok suci. Tapi saya coba bilang dengan ringan, “Eh, bentar lagi Maghrib, shalat
dulu yuk.” Ternyata dia langsung bangkit, dan malah bilang, “Thanks udah ngingetin.” Momen
itu sederhana, tapi membekas. Saya merasa, dakwah nggak harus berat—asal tulus, bisa jadi titik
balik bagi orang lain.
(Endah Sayekti)
Mengisi kultum di kajian ibu-ibu pkk dengan tema/topik rukun tetangga. Setelah mengisi kultum
kajian tersebut, pengalaman yang saya dapatkan adalah refleksi diri atau muhasabah diri terhadap
topik serta respon dari ibu”ibu pkk yang mana, saya juga harus bisa lebih aktif dalam
bermasyarakat sebagai tetangga karena sebelum kajian tersebut saya jarang berada di area rumah
dan itu membuat saya menjadi pengingat untuk terus rukun dalam bertetangga
(Zulfa Dewi Fatima)
Mengingatkan teman soal riba (cicilan/paylater/utang online)
Beberapa waktu lalu, salah satu teman saya cerita kalau dia lagi pusing karena tagihan paylater
numpuk. Awalnya dia pakai buat hal-hal kecil makan, belanja online, beli tiket konser tapi lama
lama jadi kebiasaan. Dan sampai teman saya sering ganti hp karena ada riwayat tagihan terus
menerus. Saya tahu dia bukan orang yang boros, tapi karena kemudahan klik sana-sini, dia nggak
sadar kalau bunganya jalan terus.
Itu pengalaman yang bikin saya belajar, kadang dakwah paling efektif itu bukan ceramah, tapi
empati mendengarkan dulu, lalu mengarahkan pelan-pelan. Karena banyak orang terjebak riba
bukan karena niat buruk, tapi karena kurang tahu dan merasa semua orang juga melakukannya.
(Ahsanul Qashash)
Banyak orang mengira bahwa dakwah hanya memberi manfaat kepada orang yang mendengarkan.
Padahal, seorang da’i juga mendapatkan berbagai manfaat dari aktivitas dakwah yang
dilakukannya. Dakwah bukan hanya bentuk kepedulian terhadap sesama, tetapi juga sarana
pertumbuhan bagi pribadi sang da’i, baik secara spiritual, emosional, maupun sosial.
Secara spiritual, da’i semakin dekat kepada Allah karena terus berusaha menjaga diri dari maksiat
dan memperbanyak ilmu agar bisa menyampaikan kebenaran dengan baik. Dalam Al-Qur’an,
Allah berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri?’”(QS. Fussilat: 33)
Ayat ini menunjukkan kemuliaan posisi seorang da’i di sisi Allah, karena mereka bukan hanya
menyeru kebaikan, tetapi juga memperbaiki diri.
Secara emosional, da’i belajar mengendalikan ego, sabar dalam menghadapi penolakan, dan ikhlas
dalam menyampaikan kebenaran. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sampaikan dariku walau satu ayat.”(HR. Bukhari)
Hadis ini mengandung pesan penting bahwa setiap Muslim memiliki tanggung jawab dakwah,
sekecil apa pun ilmunya. Dan melalui proses menyampaikan inilah, hati dan jiwa seorang da’i
terlatih untuk tetap rendah hati dan bertanggung jawab.
Secara sosial, dakwah melatih kemampuan komunikasi, membangun hubungan yang baik, serta
memperluas jaringan pertemanan dan kepedulian terhadap lingkungan. Da’i juga menjadi panutan,
sehingga ia terdorong untuk menjaga akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa dakwah bukan hanya tentang menyampaikan,
tetapi juga tentang memperbaiki diri sendiri. Proses berdakwah justru seringkali menjadi cara
Allah membimbing hati dan langkah kita untuk terus berada di jalan yang lurus.

  • Yogyakarta
  • 0814-6574-8976
  • @najmiahfarhanah_