Saat Menyeru, Kita Pun Terseru: Hikmah Dakwah bagi Diri Sendiri

Tema 1 :
Banyak orang berpikir bahwa dakwah hanya bermanfaat bagi yang mendengarkan. Padahal, seorang da’i juga mengalami pertumbuhan spiritual, emosional, bahkan sosial dalam proses berdakwah.
Coba jelaskan beberapa manfaat dakwah bagi da’i dengan menyertakan dalil dari Al-Qur’an dan Hadis.
Lalu, ceritakan pengalaman pribadi Anda saat menyampaikan nasihat agama kepada teman, kerabat, atau keluarga—baik dalam bentuk sederhana (seperti mengingatkan teman shalat), maupun dalam bentuk lebih luas (seperti kultum, ceramah, atau postingan dakwah di media sosial).

Hasil Diskusi Kelompok :

Al Muroby Al Muslim (20220710078)
Pengalaman dakwah saya kepada sahabat saya, saat itu saya sepontan berbicara kepada sahabat saya “ngapain sih punya cewek segala, enaknya apa?, mendig putusin”, perkataan itu muncul karena saya berfikir, ketika kita memiliki hubungan sebelum nikah malah menambah pikiran kita, padahal lebih banyak hal lain yang harus dipikirkan, memang ketika menikah pun sama, pikiran kita akan bertambah, tapi yang membedakan antara menikah dan sebelum menikah adalah yang satu memikirkan tanggung jawab, yang satunya lagi memikirkan maksiat. Sahabat saya hanya tertawa bersama saya dan berlagak mengelak untuk memutusakn ceweknya. Apa yang saya lakukan ini sekaligus menjadi pengingat saya untuk terus istiqomah baik perkataan maupun perbuatan.

Farhanah Najmiah (2022071077)
Saya pernah mengingatkan teman dekat untuk shalat saat sedang nongkrong bareng. Awalnya saya ragu, takut dibilang sok suci. Tapi saya coba bilang dengan ringan, “Eh, bentar lagi Maghrib, shalat dulu yuk.” Ternyata dia langsung bangkit, dan malah bilang, “Thanks udah ngingetin.” Momen itu sederhana, tapi membekas. Saya merasa, dakwah nggak harus berat—asal tulus, bisa jadi titik balik bagi orang lain.

Endah Sayekti (20220710079)
Mengisi kultum di kajian ibu-ibu pkk dengan tema/topik rukun tetangga. Setelah mengisi kultum kajian tersebut, pengalaman yang saya dapatkan adalah refleksi diri atau muhasabah diri terhadap topik serta respon dari ibu”ibu pkk yang mana, saya juga harus bisa lebih aktif dalam bermasyarakat sebagai tetangga karena sebelum kajian tersebut saya jarang berada di area rumah dan itu membuat saya menjadi pengingat untuk terus rukun dalam bertetangga.

Zulfa Dewi Fatima (20220710058)
Mengingatkan teman soal riba
Beberapa waktu lalu, salah satu teman saya cerita kalau dia lagi pusing karena tagihan paylater numpuk. Awalnya dia pakai buat hal-hal kecil makan, belanja online, beli tiket konser tapi lama-lama jadi kebiasaan. Dan sampai teman saya sering ganti hp karena ada riwayat tagihan terus menerus. Saya tahu dia bukan orang yang boros, tapi karena kemudahan klik sana-sini, dia nggak sadar kalau bunganya jalan terus.
Itu pengalaman yang bikin saya belajar, kadang dakwah paling efektif itu bukan ceramah, tapi empati mendengarkan dulu, lalu mengarahkan pelan-pelan. Karena banyak orang terjebak riba bukan karena niat buruk, tapi karena kurang tahu dan merasa semua orang juga melakukannya.

Ahsanul Qashash (20220710065)
Banyak orang mengira bahwa dakwah hanya memberi manfaat kepada orang yang mendengarkan.
Padahal, seorang da’i juga mendapatkan berbagai manfaat dari aktivitas dakwah yang
dilakukannya. Dakwah bukan hanya bentuk kepedulian terhadap sesama, tetapi juga sarana pertumbuhan bagi pribadi sang da’i, baik secara spiritual, emosional, maupun sosial.
Secara spiritual, da’i semakin dekat kepada Allah karena terus berusaha menjaga diri dari maksiat dan memperbanyak ilmu agar bisa menyampaikan kebenaran dengan baik. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?.” (QS. Fussilat: 33)
Ayat ini menunjukkan kemuliaan posisi seorang da’i di sisi Allah, karena mereka bukan hanya menyeru kebaikan, tetapi juga memperbaiki diri.
Secara emosional, da’i belajar mengendalikan ego, sabar dalam menghadapi penolakan, dan ikhlas dalam menyampaikan kebenaran. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikan dariku walau satu ayat.”(HR. Bukhari)
Hadis ini mengandung pesan penting bahwa setiap Muslim memiliki tanggung jawab dakwah, sekecil apa pun ilmunya. Dan melalui proses menyampaikan inilah, hati dan jiwa seorang da’i terlatih untuk tetap rendah hati dan bertanggung jawab.
Secara sosial, dakwah melatih kemampuan komunikasi, membangun hubungan yang baik, serta memperluas jaringan pertemanan dan kepedulian terhadap lingkungan. Da’i juga menjadi panutan, sehingga ia terdorong untuk menjaga akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa dakwah bukan hanya tentang menyampaikan, tetapi juga tentang memperbaiki diri sendiri. Proses berdakwah justru seringkali menjadi cara
Allah membimbing hati dan langkah kita untuk terus berada di jalan yang lurus.

  • Magelang
  • 0897-8754-1325
  • Zulfaaw_