Belajar Empati dari Pasar Baju Donasi

Kuliah di UMY dengan bergabung di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam memberikan banyak pengalaman berharga terkhusus bergabung di himpunan jurusan, salah satunya adalah ketika aku ikut mendampingi divisi sosial masyarakat untuk mencari dana bakti sosial. Mereka menjual baju donasi di Pasar Kranggan yang biasa disebut dengan awul-awulan.

Awalnya, saya hanya sekedar tahu awul-awulan adalah menjual baju bekas, tapi begitu sampai di lokasi saya langsung terkejut. Orang-orang berdesakan, saling berbut, sibuk memilih baju dengan cepat, mencari baju yang layak dan bagus kemudian ditawar dengan harga yang sangat murah 2 sampai 5 ribu perbajunya untuk mereka jual kembali.

Yang membuat pengalaman ini begitu berkesan bukan karena hanya keseruannya saja, tapi juga cara pandang saya yang berubah. Saya melihat sisi lain Jogja, bukan hanya tentang budaya dan wisata tapi juga bagaimana warganya berjuang dan saling membantu. Dari sini saya belajar bahwa membantu sesama bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, bahkan melalui selembar pakaian bekas yang masih bernilai bagi orang lain.

Pengalaman ini membuat saya takjub, budaya seperti ini belum pernah saya temui ditempat lain. Hanya di Jogja, saya melihat sisi lain kota ini, kehangatan, kreativitas dan semangat bertahan hidup yang luar biasa. Dari pengalaman ini, saya beljar bahwa sesuatu yang tampak sederhana bisa punya makna besar bagi orang lain. Jogja memang istimewa, bukan hanya tempatnya, tapi juga dari berbagai ceritanya.

  1. nice, teruskan berbaginya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *